What
is learning?
Menurut Morgan, belajar merupakan
setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman (1984). Sedangkan menurut Skinner
(1985), belajar merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat adaptif
dan Mc.Beach (1956) mengemukakan bahwa belajar membawa perubahan dalam
performance dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan.
Dari ketiga definisi tersebut terdapat aspek yang sangat mendasar pada
proses belajar adalah perubahan perilaku dan pengalaman. Selain dua aspek
mendasar tersebut terdapat pula dua asperk lainnya, yaitu perubahan Yang
bersifat progresif dan menetap
Dari paparan di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman
dan latihan yang bersifat progresif dan menetap. Progesif di sini adalah
perubahan dari suatu keadaan yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa
menjadi bisa, dari kurang baik menjadi lebih baik. Sedangkan menetap (permanen)
adalah kondisi dimana perubahan yang progresif tadi menjadi menetap dan
dilakukan berulang-ulang.
Jika dipaparkan secara singkat terdapat empat aspek utama belajar, yaitu:
a.
Perubahan
b.
Perilaku/ Potensi perilaku
c.
Pengalaman
d.
Permanen
Sehingga dapat kita tarik
kesimpulan bahwasanya belajar merupakan perubahan perilaku individu yang
didasari oleh berbagai pengalaman sehari-hari individu dan bersifat permanen
atau menetap.
Tambah penjelasan tentang PSIKOLOGI.
Dimana psikologi bertugas untuk: to know, to explain, to predict and to control
behavior and potential behaviour
Apakah itu psikologi belajar?????
Paradigma
Belajar
Asosiatif: Pavlov
a.
Konsep/Prinsip/Asumsi
Dasar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku dimana perubahan tersebut
muncul sebagai respon terhadap berbagai stimulus yang datang dari luar diri
subjek. Menurut
Pavlov aktivitas psikis sebenarnya tidak lain daripada rangkaian-rangkaian
refleks belaka. Konsep dasar yang dikemukakan Pavlov adalah prinsip
stimulus-respon
b.
Tipe Belajar
Tipe belajar
yang dilakukan oleh Pavlov adalah classical conditioning
c.
Mekanisme Belajar
Terdapat
empat aspek penting yaitu:
UCS: unconditioned response (stimulus yang
secara otomatis menimbulkan respon tanpa adanya pengkondisian)
CS: conditioned stimulus (didahului
oleh stimulus netral)
UCR: unconditioned response (respon
otomatis terhadap UCS)
CR: conditoned response (respon terhadap CS dengan
didahului pengkondisian).
Subjek diberikan CS dan UCS yang
kemudian menimbulkan UCR sebagai respon terhadap UCS. Pemberian CS dan UCS
tersebut diulang-ulang hingga kemudian Pavlov menghilangkan UCS dan subjek
tetap memberikan respon terhadap CS, respon tersebut dinamakan CR karena subjek
memberikan respon terhadap CS setelah diberikan pengkondisian (yaitu pemberian
UCS).
Selain itu ditambah penjelasan mengenai:
EXTINCTION
TIPE2 CONDITIONING
HIGHER ORDER CONDITIONING
d.
Aplikasi dalam kehidupan nyata
Pembiasaan kewajiban berpuasa
bagi sebagian masyarakat ditanamkan pada anak-anak sejak usia dini. Anak-anak
biasanya diberikan hadiah sebagai stimulus netral agar mereka mau menjalankan
ibadah puasa. Di sini hadiah merupakan stimulus tak terkondisi yang menyebabkan
respon langsung yaitu kemauan anak untuk puasa. Setelah beberapa tahun berlalu
anak telah terbiasa (terkondisi) untuk menjalankan ibadah puasa walaupun pada
akhirnya hadiah tidak lagi diberikan.
Teori ini juga sering digunakan
untuk terapi perilaku pada orang yang mengalami phobia dan tingkat keberhasilannya
mencapai 70-90%.
Dari beberapa teori
paradigma asosiatif dapat dilihat bahwa teori Pavlov lebih sering digunakan
karena tipe classical conditioning menghasilkan respon terkondisi yang
mendorong terjadinya perubahan perilaku pada individu secara permanen. Karena
itulah prinsip dasar dari teori Pavlov sangat relevan dengan makna dari sebuah
proses belajar.
Fungsionalis: Skinner
a.
Konsep/Prinsip/Asumsi Dasar
Teori belajar Skinner
menyatakan bahwa perubahan perilaku terjadi karena adanya reinforcement yang didapat ketika perilaku itu muncul. Konsep dasarnya adalah
perilaku muncul karena adanya pengetahuan individu mengenai apa yang akan
terjadi ketika perilaku itu dilakukan. Dan Skinner meyakini bahwasanya perilaku
individu dipengaruhi oleh adanya interaksi yang terus menerus dengan lingkungan
sekitar.
b.
Tipe Belajar
Tipe belajar yang dikemukaan Skinner memiliki 2
aspek penting, yaitu:
1.
Refleks/ Classical Conditioning.
Tipe belajar ini menekankan bahwasanya stimulus
yang sudah dikenal mampu membangkitkan respon individu, sehingga perilaku yang
dimunculkan individu disebabkan oleh
adanya prediksi atau pengetahuannya
akan akibat yang akan terjadi.
Contohnya; Sinta tahu bahwa terlalu lama berendam
air panas akan membuat tubuh memerah dan hangat, suatu hari ia malas masuk
sekolah, dan ia pun berendam air panas cukup lama sehingga tubuhnya merah dan
hangat seperti orang yang terkena demam, dan diizinkan untuk tidak masuk
sekolah.
2.
Operant
Conditioning.
Operant
conditioning sebelumnya telah diteliti secara sistematis oleh
Thorndike. Tipe belajar ini menekankan pada hubungan sebab-akibat, individu
akan memunculkan atau tidak memunculkan suatu perilaku karena dipengaruhi oleh
akibat atau konsekuensi yang akan diterimanya. Secara khusus, proporsi perilaku
yang ditunjukkan oleh individu akan bertambah jika ketika perilaku itu terjadi
dan disusul oleh reinforcement atau dalam hal
ini saya meminjam istilah perkuatan, namun ketika perkuatan yang mengikuti
munculnya perilaku itu berkurang atau tidak lagi terjadi terdapat kecenderungan
berkurangnya proporsi kemunculan perilaku tersebut.
Contohnya; Ali (8 Tahun) siswa kelas 2 SD, ketika
Ali mendapatkan nilai 100 saat ujian, Ayahnya selalu membelikan mainan yang
diinginkannya, namun ketika nilainya kurang dari 100, Ayahnya tidak mengijinkan
Ali menonton TV, oleh karena itu agar dibelikan mainan yang ia inginkan dan
diperbolehkan menonton TV, Ali selalu giat belajar untuk memperoleh nilai 100
saat ujian.
c. Mekanisme Belajar
Mekanisme belajar fungsionalis yang dikemukakan
oleh Skinner ini meliputi manipulasi akibat-akibat dari suatu perilaku
dengan tujuan untuk menaikkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku
tersebut, sehingga reinforcement diberikan secara berulang. Dalam
hal ini, lingkungan mempengaruhi perilaku yang dimunculkan oleh individu, dan
frekuensi munculnya perilaku berubah-ubah sesuai dengan perkuatan yang
mengikutinya. Pada tipe operant conditioning, pemerkuat (reinforcement) diberikan sesudah munculnya
perilaku.
Terdapat 4 prosedur operant conditioning menurut
Skinner, yaitu;
1.
Positive
Reinforcement; Ketika Individu memunculkan perilaku yang
diharapkan, maka pemerkuat positif (menyenangkan) diberikan.
2.
Negative
Reinforcement; Ketika individu menunjukkan perilaku yang tidak
sesuai dengan harapan, maka pemerkuat negatif (tidak menyenangkan) diberikan.
3.
Punisment; Jika
individu menunjukkan perilaku yang diharapkan (perilaku operan) maka hukuman
diberikan, jika tidak memunculkan perilaku itu, maka hukuman dihentikan.
4.
Ommision
Training; Jika individu memunculkan perilaku operan, maka
pemerkuat akan dihentikan, namun jika individu tidak memunculkan perilaku
operan pemerkuat menyenangkan akan diberikan.
Tambah
penjelasan tentang schedule of reinforcement dan bagaimana proses dan
pengaruhnya pada perilaku manusia
d. Aplikasi dalam Kehidupan Nyata
Aida, seorang perawat yang bekerja di Panti Wredha
(Panti Jompo). Salah satu Nenek tampak relatif tenang dan pendiam, sebut saja
Nek Nelly, oleh karena itu Perawat Aida fokus untuk meperhatikan Nenek-nenek
atau mengerjakan tugas-tugasnya yang lain, namun ketika hal itu terjadi Nek
Nelly akan mengamuk, dan mengacaukan seisi kamarnya, melihat hal itu Perawat
Aida akan bergegas untuk memeluk Nek Nelly, menenangkannya dengan kata-kata
yang lembut penuh kasih sayang. Hal itu berulang kali terjadi, dan setiap kali
terjadi perawat Aida akan segera memeluk Nek Nelly.
Dari contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwasanya
pelukan dan kata-kata lembut yang dibisikkan oleh perawat Aida merupakan
perkuatan (reinforcement) positif
atas perilaku Nek Nelly, sehingga Nek Nelly cenderung terus mengulangi perilaku
mengamuknya.ketika perkuatan itu tidak lagi dimunculkan oleh Perawat Aida,
kemungkinan perilaku mengamuk yang ditunjukkan oleh Nek Nelly pun akan
berkurang, bahkan mungkin menghilang.
Kognitif: Bandura
a.
Konsep/Prinsip/Asumsi
Dasar
Teori belajar kognitif ini
merupakan pengembangan dari teori belajar klasik. Bila teori klasik hanya
menekankan pada stimulus dan respon serta dampak yang ditimbulkan, teori
kognitif ini sudah mulai menjelaskan bagaimana perilaku bisa terjadi
berdasarkan sesuatu yang ada di dalam pikiran. Disebut juga sebagai toeri
belajar sosial, yang menggunakan prinsip dasar modeling.
b.
Tipe Belajar
Tipe belajar dari teori Bandura ini
adalah pembelajaran secara langsung melalui pengamatan (observation learning).
c.
Mekanisme Belajar
Proses Belajar kognitif Bandura ini terjadi dengan cara engamatan langsung,
sehingga membutuhkan model untuk diamati sebagai proses belajar. Agar proses
bisa berhasil, model harus memiliki pengaruh yang kuat terhadap pembelajar.
Selain itu model juga harus mampu mengembangkan self
efficacy dan menimbulkan reinforcement bagi pembelajar[U1] .
d.
Aplikasi dalam kehidupan nyata
Masa Balita merupakan masa yang sangat penting
untuk menanamkan nilai-nilai. Sejak kecl seorang anak harus diajarkan untuk
melakukan perilaku adaptif, misalnya mengucapkan terima kasih. Pada usia
balita, orang yang paling berpengaruh bagi si anak adalah orang tuanya,
terutama ibu. Maka ibu inilah yang bisa dijadikan sebagai model. Bisa diawali
dengan Ibu mencontohkan untuk berterima kasih kepada si anak atau orang lain,
setiap kali orang tersebut membantunya. Anak akan melihat proses tersebut, dan
akan mencontoh perilaku ibunya.
Neurophysiology: Hebb
a.
Konsep/Prinsip/Asumsi Dasar
Hebb membangun teori belajarnya dengen bermula dari sel sinapsis.
Sinapsis merupakan jarak (gap) antara
satu sel dengan sel yang lainnya. Pada dasarnya, Hebb menekankan pada hubungan antar sel neuron
atau saraf dalam otak, ketika sel berhubungan satu dengan yang lain maka bagian
saraf akan terstimulasi menjadi lebih aktif melalui impuls yang dikirimkan. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya setiap perilaku yang ditunjukkan oleh individu berhubungan dengan sistem faal
yang berpusat pada sistem syaraf yang disebut dengan otak.
Konsep dasar Hebb adalah Enriched
environment (lokalisasi otak) yang dimaksudkan untuk menempatkan individu pada situasi atau
lingkungan yang memberi stimulasi pada diri individu agar mendapatkan banyak
pengetahuan atau penyerapan mengenai hal-hal yang baru.
b. Tipe Belajar
Neural learning, belajar karena adanya
hubungan-hubungan antara aliran-aliran syaraf. Tipe belajar dari teori neurophysiology ini antara lain:
1.
Lokalisasi otak
2. Cell assembly
3. Sequence phase
c. Mekanisme Belajar
Mekanisme belajar dari teori Hebb
ini adalah dengan menjalankan tiga tipe belajar yang sudah disebutkan di atas,
dimana semuanya saling berhubungan satu sama lain. Dengan lokalisasi, otak
sudah memiliki spesifikasi tugas untuk masing-masing bagian, dilanjutkan dengan
cell assembly yaitu proses dimana otak
mempelajari prinsip dasar dari suatu hal dan prinsip dasar ini akan terus
berkembang. Kemudian ada juga sequence phase, dimana otak sudah bisa
merangkaikan suatu hal yang mungkin tidak beraturan. Semua mekanisme ini tidak
lepas dari peran memory manusia.
Belajar
diartikan sebagai penambahan tegangan dalam sel saraf. Short-term
memory merupakan aktivitas yang tetap dan dapat
dipertahankan melalui impuls secara mendadak diantara sel walau stimulus
awalnya menghilang. Sedangkan long-term memory diartikan
sebagai penambahan formasi sel saraf dalam otak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa mekanisme belajar dalam neuropsychology ini terjadi
karena adanya hubungan antara reaksi-reaksi yang terjadi dalam sel otak.
Hubungan antara reaksi-reaksi neuron ini sering juga disebut sebagai jaring
laba-laba dalam otak.
d. Aplikasi dalam kehidupan nyata
1. Lokalisasi otak : masyrakat
mengenal pembagian otak kanan dan otak kiri, dimana keduanya memiliki peran
yang berbeda. Otak kiri cenderung berperan dalam bidang matematika dan logika, sedangkan otak kanan digunakan
untuk ranah afeksi dan artistik.
2. Cell
assembly: misal seseorang mengenali
bentuk bawang Bombay. Ketika melihat kubah masjid, orang tersebut akan berpikir
bahwa bentuk kubah seperti bawang Bombay. Begitu pula bila melihat benda-benda
lain yang bentuknya mirip.
3. Sequence
phase: Seseorang mengenali bentuk sepeda motor dengan onderdil luar yang
lengkap. Bila orang tersebut hanya melihat sebuah spion, orang ini akan sadar
bahwa spion tadi merupakan salah satu bagian motor.
[U1]Tambah
penjelasan tentang 4 tahap proses observasional learning
Apa pula perbedaan antara imitasi dan
observasional learning
0 komentar:
Posting Komentar